Dr. Sukarjo Waluyo, M.Hum., Kaprodi Sastra Indonesia FIB Universitas Diponegoro, hadir sebagai pembicara dalam diskusi Generasi Muda dan Pemajuan Budaya Lokal Jawa Tengah yang berlangsung secara daring pada 2 November 2023.

Acara tersebut diinisiasi oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai Denny JA. Diskusi. Diskusi selama dua jam tersebut dimoderatori oleh Anick HT dan Amelia Fitriani.

Dr.Sukarjo Waluyo, M.Hum. berpandangan bahwa ada kecenderungan kebosanan masyarakat terhadap modernisme yang membuat mereka kembali menengok unsur-unsur lokal. Hal tersebut berdampak pada cara pandang masyarakat yang percaya diri terhadap budaya yang mereka miliki tanpa berkiblat pada satu budaya yang selama ini dianggap unggul atau elit.

“Fenomena saat ini adalah mereka yang berada di Jawa Tengah sadar bahwa Jawa Tengah itu tidaklah tunggal. Saya mendapat sebuah perspektif, kebudayaan di luar Yogya dan Solo yang dulu dianggap the others dan pinggiran, sekarang mulai muncul. Contohnya apa? Contohnya, dalam membangun ikon kota,” ucap Sukarjo.

Selama sesi diskusi berlangsung, beberapa pertanyaan menarik muncul dari para peserta yang pada akhirnya merujuk pada simpulan bahwa intervensi negara terhadap pemajuan kebudayaan memang penting dan dibutuhkan, namun berkaca dari perkembangan kesenian Soreng, Dr. Sukarjo Waluyo, M.Hum. menegaskan bahwa hal itu tak lantas membuat kita sepenuhnya bergantung pada negara.

Pelaku budaya tetap perlu bersemangat dan inisiatif dalam berinovasi sehingga kegiatan berkesenian tetap memberikan keuntungan bagi pelakunya, tidak justru merugikan. Hal itu tentu menambah kesenangan bagi pelaku budaya untuk terus menghidupkan kebudayaan lokalnya.

(Marta)