Pada Mei 2025 lalu, Dewan Kesenian Semarang dan Rumah PoHan menginisiasi acara yang bertajuk “Tilas Seni Semarang”. Acara ini merupakan program pengarsipan sejarah seni kota Semarang dalam rangka merayakan hari jadi Kota Semarang yang ke-478. Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari berturut-turut.

Hari pertama dari parade ini diawali dari diskusi “Kumandang Sastra” dan parade baca puisi oleh Afra Nur Fadhilah, Asma’ Dzakia G. Naila (Mahasiswa Undip angkatan 2023), Mochammad Iklik Muchakkam, Munawir, Ucik Fuadhiyah, serta sejumlah mahasiswa Universitas Semarang dan Central Luzon State University. Hari kedua dilanjutkan dengan diskusi bertema seni visual yang bertajuk “Sanggar Seni Paramesthi” dan pemutaran film karya sineas Semarang. Kemudian hari ketiga ditutup dengan diskusi tema sejarah yang bertajuk “Sanggar Raden Saleh”.
Tilas Seni Semarang ini kemudian melahirkan buku antologi puisi empat bahasa (Jawa-Indonesia-Filiphina-Inggris) dari 12 penyair Indonesia dan Filiphina. Buku ini berjudul Abadikabra. Nama “Abadikabra” sendiri diambil dari salah satu judul puisi Asma’ yang mengabadikan tentang kenangan-kenangan dan ingatan kehidupan yang terus diabadikannya. Buku antologi puisi ini dapat dibaca melalui akun Instagram baca yang dikelolanya: @namaku.baca.

Komentar Terbaru