Dalam upaya memperkuat potensi ekonomi lokal, Tim KKN Tematik Mahasiswa Universitas Diponegoro memberikan materi kepada pelaku UMKM aquascape di Desa Branjang, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang pada Sabtu, 17 Mei 2025. Sosialisasi ini bertujuan untuk memperkenalkan pentingnya jejaring usaha antara UMKM dengan lembaga desa seperti BUMDes, Dinas Koperasi, dan organisasi pemuda.
Materi disampaikan langsung kepada Mas Bagas, seorang pemuda pelaku UMKM aquascape yang telah mengembangkan usaha pembuatan dan penjualan dekorasi akuarium di lingkup desa. Dalam sesi ini, Tim KKN menjelaskan potensi besar yang dapat diraih bila UMKM aquascape terhubung dengan jaringan usaha yang lebih luas.
“Saya baru tahu kalau kerja sama dengan BUMDes atau bantuan dari Dinas Koperasi bisa membuka peluang pasar lebih besar dan bahkan dapat akses permodalan,” ujar Mas Bagas usai sesi penyuluhan.
Usaha aquascape yang ditekuni oleh Mas Bagas merupakan bentuk UMKM kreatif yang menggabungkan seni dengan budidaya tanaman dan ikan hias. Meski baru skala rumahan, bisnis ini memiliki potensi besar seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap estetika interior dan hobi akuarium. Namun seperti pelaku UMKM pada umumnya, tantangan yang dihadapi tidak sedikit. Akses pasar yang terbatas, kesulitan dalam pencatatan administrasi usaha, hingga belum adanya legalitas formal menjadi penghambat utama berkembangnya usaha ini.
Dalam pemaparan yang dilakukan, Tim KKN menekankan bahwa salah satu kunci penting untuk mendorong UMKM naik kelas adalah membangun jejaring usaha. Kolaborasi dengan BUMDes, misalnya, dapat memberikan peluang promosi dan distribusi produk di tingkat desa. Sedangkan Dinas Koperasi bisa membantu dalam pengurusan Nomor Induk Berusaha (NIB), pelatihan kewirausahaan, dan pengajuan akses permodalan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Tak kalah penting, organisasi pemuda desa seperti Karang Taruna juga bisa berperan dalam digitalisasi usaha—membantu promosi di media sosial, membuat konten visual, dan mengenalkan aquascape ke pasar yang lebih luas.
“Sosialisasi ini membuka wawasan saya tentang pentingnya membangun kerja sama. Saya jadi lebih semangat untuk mengembangkan usaha ini ke depan,” tutur Mas Bagas.
Meskipun saat ini belum ada bentuk kerja sama konkret yang terjalin antara Mas Bagas dan lembaga desa, penyuluhan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi pelaku UMKM untuk menyadari pentingnya kolaborasi lintas sektor.
Tim KKN juga membagikan panduan administratif sederhana agar pelaku usaha seperti Mas Bagas dapat mulai mencatat keuangan secara rapi dan memahami proses legalisasi usaha. Panduan ini menjadi bekal awal untuk merintis usaha yang lebih profesional dan berdaya saing.
Upaya membangun kemandirian ekonomi desa tidak hanya bertumpu pada besarnya potensi usaha, tapi juga sejauh mana pelaku UMKM terhubung dalam jejaring yang mendukung. Melalui sosialisasi ini, pelaku UMKM aquascape mulai memahami pentingnya menjalin hubungan dengan BUMDes, Dinas Koperasi, dan elemen desa lainnya. Ke depan, diharapkan lebih banyak pelaku usaha lokal yang membuka diri terhadap kolaborasi demi kemajuan bersama.
Kegiatan KKN ini mendapat dukungan penuh dari Dr. Sukarjo Waluyo, M.Hum., selaku Ketua Prodi Sastra Indonesia FIB Undip, beliau juga mengharap kegitan ini akan menjadi pemantik untuk banyaknya sumbangsih lain dari mahasiswa-mahasiswi di Prodi Sastra Indonesia lainnya.
Nazifa Qurratu Aini, mahasiswi Ilmu Pemerintahan UNDIP
Komentar Terbaru