Semarang, 17 Mei 2025 — Di balik kaca bening akuarium dan tanaman buatan yang tersusun apik, tersimpan sebuah cerita panjang dari tangan-tangan kreatif di Desa Branjang, Kecamatan Ungaran Barat. Anto Aquarium & Art, UMKM yang telah berdiri sejak tahun 1980, kini tampil lebih segar dan berdaya saing berkat strategi komunikasi yang menjadi tren
masa kini: storytelling marketing.

Bukan sekadar menjual produk aquascape seperti hiasan bonsai, jembatan, atau gentong batu mini, UMKM ini membingkai setiap karya dengan cerita. Cerita tentang bagaimana produk dibuat, apa nilai di balik desainnya, dan siapa sosok kreatif di baliknya menjadi cara baru dalam menyapa pasar digital.

Dari Rumah ke Layar, Dari Produk ke Cerita
Anto Aquarium & Art dikenal sebagai pelopor kerajinan aquascape handmade yang ramah lingkungan. Dulu, penjualannya terbatas pada pameran dan pesanan offline. Namun kini, akun Instagram @anto.aquarium_ dan TikTok anto.aquarium menjadi panggung utama untuk menampilkan lebih dari sekadar gambar produk.

Dalam konten digitalnya, mereka memperlihatkan proses pembuatan dekorasi akuarium dari awal hingga jadi, serta menjelaskan alasan pemilihan bahan yang eco-friendly. Semua disampaikan dengan pendekatan personal dan visual yang kuat, satu paket narasi yang mendekatkan brand dengan hati konsumen. “Setiap produk punya ceritanya sendiri. Misalnya rumah Spongebob yang kami buat bukan sekadar lucu-lucuan, tapi juga bentuk adaptasi terhadap selera pasar anak muda yang akrab dengan karakter pop culture,” ujar Mas Bagas selaku owner dari Anto Aquarium & Art saat diwawancarai (17/05).

Kolaborasi Mahasiswa dan Strategi Komunikasi yang Relevan

Transformasi digital yang dialami Anto Aquarium & Art tidak lepas dari kolaborasi aktif mahasiswa lintas disiplin yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Tim 107 di Desa Branjang. Melalui pengamatan langsung dan dialog bersama pelaku UMKM, para mahasiswa ini menemukan bahwa produk Anto Aquarium & Art memiliki nilai estetika dan lingkungan yang kuat, hanya saja belum sepenuhnya terkomunikasikan secara digital.

Dari sinilah ide storytelling marketing mulai dikenalkan dan diterapkan. Bukan sekadar menyusun strategi pemasaran biasa, mahasiswa turut merancang narasi visual dan verbal yang menyampaikan pesan merek dengan cara yang lebih emosional dan personal. Produk tidak hanya ditampilkan sebagai benda mati, tetapi sebagai karya yang punya perjalanan dan
makna.

Para mahasiswa lintas jurusan ini menyumbangkan perannya masing-masing—dari pengelolaan konten, penulisan deskripsi produk, pengemasan visual, hingga penyusunan katalog digital. Semua dilakukan dengan pendekatan partisipatif yang mengedepankan kekuatan komunikasi dan teknologi dalam pemberdayaan UMKM.

Komunikasi yang Membawa Dampak
Dampaknya perlahan terasa. Interaksi di media sosial meningkat, pesanan masuk dari luar kota, dan nama Anto Aquarium & Art mulai dikenal sebagai brand lokal yang punya cerita. Dalam dunia pemasaran yang semakin kompetitif, kemampuan menyampaikan pesan secara emosional dan otentik adalah kunci.

Strategi storytelling ini juga sejalan dengan tren komunikasi digital modern yang lebih humanistik. Tak lagi menjual keunggulan teknis semata, tetapi membangun pengalaman yang mengena. Inilah penerapan nyata dari ilmu komunikasi dalam ranah pemberdayaan ekonomi lokal.

Cerita yang Terus Bertumbuh

Anto Aquarium & Art membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah sederhana: bercerita. Dari desa wisata kecil di Ungaran Barat, mereka menanamkan benih narasi dalam setiap produknya, dan menuai perhatian dari pasar yang lebih luas. Storytelling bukan hanya strategi pemasaran. Ia adalah jembatan antara nilai lokal dan audiens digital. Ketika komunikasi berjalan bukan hanya sebagai alat, tapi sebagai proses empatik dan kreatif, maka UMKM seperti Anto Aquarium & Art akan terus bertumbuh. Bukan hanya sebagai produsen dekorasi, tapi sebagai penggerak cerita dari desa.

Kegiatan KKN ini mendapat dukungan penuh dari Dr. Sukarjo Waluyo, M.Hum., selaku Ketua Prodi Sastra Indonesia FIB Undip, beliau juga mengharap kegitan ini akan menjadi pemantik untuk banyaknya sumbangsih lain dari mahasiswa-mahasiswi di Prodi Sastra Indonesia lainnya.