Hari Kartini merupakan momentum penting, terutama bagi perempuan, untuk mengenang semangat perjuangan RA Kartini dalam menegakkan kesetaraan bagi kaum perempuan di Indonesia. Momentum ini juga diabadikan oleh Radio Idola 92.6 FM Semarang dalam siarannya pada 21 April 2025 dengan mengundang akademisi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, Dr. Sukarjo Waluyo, S.S., M.Hum.
Sukarjo Waluyo menyebut bahwa salah satu perjuangan Kartini yang terus abadi adalah semangatnya dalam berliterasi. Hal ini dibuktikan dengan kontinuitas Kartini dalam menggali pengetahuan kepada siapapun. Salah satu hal yang sering Kartini lakukan dalam mengembangkan kekuatan literasi di hidupnya adalah berteman dan bertukar pikiran dengan teman-temannya, Stella Zeehandelaar dan Rosa Abendanon, melalui kebiasaan surat menyurat mereka. Kebiasaan ini dilakoni Kartini untuk mendapat dan menyumbang pemikiran-pemikirannya mengenai pendidikan perempuan, kesetaraan bagi perempuan, dan ketidakadilan masyarakat dalam ranah sosial di Indonesia. Bagi Kepala Program Studi Sastra Indonesia Universitas Diponegoro ini, kebiasaan literasi yang dikembangkan oleh Kartini ini menjadi penting untuk dilakukan dan diteruskan.
Kebiasaan berliterasi adalah awal untuk membuka pengetahuan dan pengetahuan adalah awal seseorang memiliki impian.
Sukarjo juga menjelaskan bahwa jiwa perjuangan Kartini tidak akan terkungkung seperti badannya yang terbelenggu situasi yang tidak mendukung. Situasi yang tidak berpihak kepada perempuan saat itu sama sekali tidak menyurutkan semangat Kartini dalam berliterasi.
Pesan Sukarjo, hal tersebut harus menjadi pacuan bagi Kartini era sekarang untuk terus mengembangkan semangat berliterasi, berinteraksi, dan berkontribusi pada masyarakat luas. Dalam siaran ini, Sukarjo juga berpendapat mengenai semangat Kartini muda era sekarang. Perjuangan Kartini muda sekarang mulai membuahkan hasil. Salah satu hasil yang terlihat adalah adanya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan di masa sekarang. Selain itu, banyak perempuan sekarang sudah menempati posisi penting, terutama dalam pemerintahan seperti kepala daerah, legislator, dan lain-lain.
Terakhir, Sukarjo menambahkan bahwa Kartini akan bangga dan bahagia mendapati perjuangannya diteruskan oleh kaum perempuan yang dahulu ia usahakan emansipasinya. Kartini adalah pembuka jalan kesetaraan yang luar biasa bagi kaum perempuan. Hal itu menjadikan wanita di zaman sekarang mampu memanfaatkan peluang-peluang yang tersedia
bagi mereka dengan baik.
Zalfa Huwaida R. Fatina
Komentar Terbaru