Ada beragam reaksi yang biasa dilakukan oleh anak-anak ketika merasakan sebuah emosi. Ada yang memilih untuk memendamnya dan ada pula yang memilih untuk mengekspresikannya. Akan tetapi, tidak sedikit dari mereka yang mengekspresikan emosinya ke dalam bentuk perilaku yang kurang baik. Misalnya ketika mereka merasakan emosi marah, beberapa dari mereka mengekpresikannya dengan berkata kasar. Kemudian ketika merasakan emosi bahagia berlebih, tidak jarang mereka menyombongkan kebahagiaan tersebut kepada teman-temannya. Kondisi yang demikian juga terjadi pada anak-anak Desa Kendel, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali. Menangani hal itu, Salma Nabiela Rajany selaku mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro (Undip) tahun 2023/2024 mengenalkan manfaat puisi sebagai media katarsis. Program kerja (proker) tersebut bertajuk “Rendra Junior: Menumbuhkan Kreativitas Penciptaan karya Sastra Puisi sebagai Media Katarsis bagi Anak-anak”.

Menyasar 23 siswa SD N 1 Kendel dengan usia 9-11 tahun, program kerja yang diselenggarakan pada tanggal 3 Agustus 2024 tersebut memiliki tujuan untuk memperkenalkan puisi sebagai salah satu bentuk sastra yang dapat dimanfaatkan sebagai media katarsis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dalam ranah psikologi ’katarsis’ memiliki arti sebagai pengobatan orang yg berpenyakit saraf dengan membiarkannya menuangkan segala isi hatinya dengan bebas. Adapun dalam ranah sastra, ”katarsis” memiliki arti sebagai kelegaan emosional setelah mengalami ketegangan dan pertikaian batin akibat suatu lakuan dramatis.

”Setelah anak-anak tersebut memahami bahwa puisi dapat dijadikan sebagai sarana untuk menyalurkan emosi, diharapkan mereka dapat mulai belajar mengolah rasa dengan cara yang baik. Sehingga, apapun jenis emosi yang dirasakan (baik emosi marah, emosi sedih, emosi cemas hingga emosi bahagia) dapat diekspresikan dengan cara-cara yang tidak menyimpang, salah satunya dengan membuat puisi” ujar Salma.

Program ini dimulai dengan memberikan pencerdasan sederhana mengenai jenis-jenis emosi dasar dalam diri manusia. Menjelaskan bahwa emosi adalah hal yang wajar dan tidak perlu ditahan, justru perlu diungkapkan dengan cara-cara yang tepat. Kemudian dilanjutkan dengan sesi penjelasan mengenai puisi yang memiliki fungsi sebagai media katarsis (media penyaluran emosi). Setelah itu, diberikan sebuah contoh puisi anak dan diberikan penjelasan mengenai makna dari puisi tersebut. Langkah terakhir adalah mengajak anak-anak tersebut untuk mengekspresikan emosi yang sedang mereka rasakan di hari itu (emosi bahagia, emosi sedih, emosi marah, dsb.) kedalam sebuah gambar emoticon. Melalui pendampingan Salma dan rekan-rekan KKNnya, anak-anak tersebut diajak untuk mengalihkan gambar yang telah mereka buat ke dalam bentuk puisi.