M. Irham Maolana, mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Diponegoro, berhasil terpilih sebagai delegasi fully funded dalam Program International Youth Goals (IYG) Chapter 4 yang dilaksanakan pada 10–13 November 2025 di Singapura dan Malaysia. Kesempatan ini diraih setelah melewati proses seleksi yang sangat kompetitif, mulai dari tahap administrasi pemberkasan, tes wawasan kebangsaan, tes isu global, hingga tes esai yang diikuti oleh ribuan peserta dari berbagai daerah. Dari rangkaian seleksi tersebut, Irham dinyatakan lolos sebagai salah satu delegasi terbaik dan berhak mengikuti program internasional ini dengan pendanaan penuh.
Selama mengikuti program, Irham mendapatkan kesempatan untuk mengeksplorasi budaya, pendidikan, dan dinamika sosial di dua negara maju di Asia Tenggara. Di Singapura, ia mengunjungi berbagai landmark edukatif dan ikonik seperti Merlion Park, Universal Studios, Gardens by the Bay, dan destinasi lainnya. Salah satu agenda paling inspiratif baginya adalah visitasi kampus ke Nanyang Technological University (NTU), salah satu universitas terbaik di dunia yang dikenal dengan ekosistem riset dan inovasinya. Melalui campus visit ini, Irham memperoleh wawasan mengenai budaya akademik global, orientasi penelitian, serta standar pendidikan tinggi internasional yang menjadi rujukan banyak institusi pendidikan di dunia.

Program kemudian berlanjut ke Malaysia dengan rangkaian kunjungan ke Melaka, Menara Kembar Petronas, Genting Highlands, Batu Caves, dan sejumlah destinasi budaya lainnya. Tidak hanya mengeksplorasi keragaman budaya serta situs sejarah yang menjadi bagian penting dari identitas Malaysia, Irham juga berkesempatan melakukan visitasi akademik ke Universiti Malaya (UM), salah satu universitas terbaik di kawasan Asia Tenggara. Kunjungan tersebut membuka ruang dialog mengenai sistem pendidikan Malaysia dan memperkaya pemahamannya tentang dinamika pendidikan tinggi di tingkat internasional.
Selain kegiatan eksplorasi budaya dan kunjungan kampus, International Youth Goals #4 juga menghadirkan rangkaian international seminars yang membahas isu-isu global, terutama mengenai pendidikan, dan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Para delegasi diajak untuk memahami persoalan global secara lebih komprehensif, sekaligus dilatih untuk mengasah kemampuan berpikir kritis melalui sesi Focus Group Discussion (FGD) bertema “Dampak bullying pada kualitas pendidikan: bagaimana perundungan memengaruhi pembelajaran dan apa langkah konkret untuk mengatasinya?”. Dalam sesi tersebut, tiap individu ditantang untuk menyampaikan argumen dan menawarkan solusi konkret terkait praktik perundungan di lingkungan pendidikan.
Momentum penting lainnya adalah sesi presentasi hasil proyek SDGs tim yang sudah dirancang jauh hari sebelum keberangkatan program. Irham bersama rekan satu timnya—Risyd Zahra Salsabila (mahasiswa President University) dan Lakeisya Fauziyyah (siswa SMA BPI 1 Bandung) membawakan ide bertajuk “Eduglo (Education for Global Literacy): A Program for Strengthening Global Literacy and Education in Facing the Demographic Bonus towards Indonesia Emas 2045”
Gagasan ini lahir dari refleksi atas masih rendahnya angka literasi di Indonesia, sehingga mendorong mereka untuk merancang solusi yang berfokus pada penguatan literasi global dan pemahaman lintas budaya bagi generasi muda. Melalui Eduglo, mereka menekankan pentingnya memperluas wawasan global pelajar Indonesia agar mampu bersaing di tengah arus globalisasi sekaligus memaksimalkan peluang bonus demografi.
Presentasi tersebut mendapat apresiasi tinggi dari para juri dan berhasil mengantarkan tim Irham meraih penghargaan khusus kategori Best Team. Tak hanya sukses secara tim, Irham juga memperoleh pengakuan personal yang sangat membanggakan. Ia juga dinobatkan sebagai 2nd Top Delegate International Youth Goals Chapter 4 Singapore–Malaysia, sebuah pencapaian prestisius yang menegaskan kontribusi, kompetensi, dan performanya selama program berlangsung.
Pengalaman menjadi delegasi fully funded sekaligus pertama kalinya ke luar negeri menjadikan perjalanan ini sebagai kenangan berharga yang membentuk cara pandangnya sebagai mahasiswa. Bagi Irham, pengalaman mengikuti International Youth Goals #4 bukan hanya menjadi ajang untuk belajar, tetapi juga ruang yang mempertemukannya dengan pemuda-pemuda inspiratif dari berbagai daerah. Program ini memperluas perspektifnya tentang pendidikan global, memperkaya pemahamannya tentang keberagaman budaya, serta wawasan baru untuk berkontribusi lebih besar bagi pendidikan dan masa depan Indonesia.