Dalam rangka mengenang dan memperingati 100 tahun kelahiran maestro dalang Ki Nartosabdo, Dewan Kesenian Semarang (Dekase) menyelenggarakan serangkaian acara seni dan budaya. Pembukaan pagelaran ini dilaksanakan di Pendopo Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) pada Senin, 25 Agustus 2025 lalu. Momentum ini kemudian menjadi ruang pertemuan lintas generasi yang kemudian diharapkan dapat menjadi wadah untuk mengenal Ki Nartosabdho lebih dalam sekaligus melestarikan warisan seni dan budaya yang ditinggalkannya.

Melalui pagelaran ini, Dewan Kesenian Semarang menerbitkan buku antologi puisi yang berjudul dari Gendang ke Gending: 100 Puisi dari 100 Penulis untuk 100 Tahun Ki Nartosabdho. Buku antologi ini ditulis oleh sejumlah sastrawan dan penyair, mulai dari yang sudah senior hingga yang masih berusia muda. Ketua Dewan Kesenian Semarang, Adhitia Armitrianto, dalam pengantarnya berharap semoga nama-nama baru yang muncul dalam buku ini dapat menjadi angin segar bagi dunia kesenian, kesusastraan, dan kebudayaan di Indonesia.

Ervina Eka Safira, mahasiswi Sastra Indonesia Universitas Diponegoro angkatan 2023, menjadi salah satu penulis yang berpartisipasi dalam pagelaran ini. Melalui puisinya yang berjudul “Campursari di Tanah Surga”, Ervina menggambarkan kecintaannya pada sang maestro kesenian Jawa, Ki Nartosabdho. Ia berharap, Ki Nartosabdho dapat abadi dalam jiwa-jiwa manusia serta dapat terus berseni hingga di tanah surga sekalipun.

Campursari di Tanah Surga

siji sanga wolu lima

kendang kenong kempul gong pada bertalu

wayang-wayang pada berpesta

sinden-sinden pada bernyanyi, bercengkok

segala semesta berlenggak-lenggok

berbahgia

sebab di atas sana

engkau telah dijamu

oleh para malaikat yang membawa berjuta jenis wedang dan jenang

dan bidadari-bidadari pada nembang gending Prau Layar
campursarinan
di tanah surga