Pelatihan Etika Berbahasa di Media Sosial dan Produksi Film Dokumentrer sukses digelar oleh Prodi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro pada Kamis (27/6/2024) secara hybrid di Gedung D FIB secara luring serta daring melalui aplikasi Zoom. Acara yang diikuti sekitar 185 mahasiswa Sastra Indonesia dan juga prodi lain ini dilaksanakan sebagai respon atas perkembangan teknologi yang melahirkan berbagai produk digital, di antaranya media sosial dan film dokumenter.
Pelatihan ini dihadiri oleh Kaprodi Sastra Indonesia Undip Dr. Sukarjo Waluyo, M.Hum. dan beberapa narasumber, yaitu Dr. Naswan Iskandar, M.Sn. (Dosen Institut Kesenian Jakarta dan Badan Perfilman Indonesia) serta Dr. Ziyaul Haq (Dosen Universitas PGRI Jakarta dan Staff Ahli MPR DPR RI), dan dimoderatori oleh Martha Widyawati, S.Hum., M.Hum. (Dosen Sastra Indonesia Undip).
Narasumber pertama Ziyaul Haq, menyinggung mengenai etika, menurutnya etika merupakan salah satu cabang ilmu filsafat yang di dalamnya terkandung beberapa prinsip. Dalam etika komunikasi harus memenuhi kebenaran atau rasionalitas pesan, relevansi pesan, keinformatifan pesan, serta pesan yang baik. Ziyaul menambahkan bahwa bahasa evaluatif berkaitan dengan bahasa-bahasa yang bermuatan penilaian, bahasa evaluatif adalah tuturan ekspresif yang sangat bergantung pada konteks.
Narasumber kedua Naswan Iskandar memaparkan mengenai produksi film dokumenter, menurutnya produksi film dokumenter menekankan pada salah satu aspek kunci yakni realitas. Data dan fakta menjadi sumber primer, yang kemudian didukung oleh cerita dan gambar. Naswan yang juga sebagai produser film menambahkan kaitannya dengan bahasa film yang didalamnya digunakan untuk mengkontruksi sebuah makna menggunakan gaya atau stylistic system.
Pelatihan sofskill ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai etika media sosial dan produksi film dokumenter khususnya mahasiswa Sastra Indonesia. Terlebih topik yang dibawakan oleh narasumber yang kompeten mengenai bahasa dan film merupakan dua hal yang sangat dekat dengan sastra. Sehingga setelah pelatihan ini, mahasiswa dapat membangun komunikasi yang baik dengan berdasar kepada etika berbahasa. (Arrayan)
Komentar Terbaru