SASINDO UNDIP—Zaman akan terus berkembang dan membutuhkan konteks perhatian atas suasana hati zaman. Ungkapan yang popular disampaikan oleh Pierre Bourdieu itu perlu menjadi pertimbangan bahkan dalam konteks struktural dunia akademik. Hal itulah yang kemudian menjadi salah satu fokus yang disampaikan dalam Rapat Prodi Sastra Indonesia, FIB, Undip (08/01/2024).
Rapat yang diadakan untuk membahas rencana kerja satu tahun ke depan itu merancang langkah akademik, praktis, dan fenomenologis. Secara akademik, yang disampaikan dalam rapat adalah pembagian tanggungjawab mengajaru berkaitan dengan Sistem Kredit Semester (SKS) setiap dosen. Pembagian ini juga untuk menyeimbangkan jumlah dosen yang ada, keahlian dalam peminatan prodi, dan adanya beberapa dosen yang akan segera pensiun.
Setelah membahas tanggungjawab mengajar, bidang praktis prodi mengacu produk-produk terapan dari Prodi Sastra Indonesia. Acara semacam Visiting lecturer dan Visiting Profesor misalnya, menyasar pada kebutuhan penerapan dunia penelitian praktis yang dibutuhkan oleh zaman dengan bahasa dan sastra sebagai alatnya. Selain itu, ada pula Pelatihan Soft Skill yang berguna menjadi cerminan dunia kerja praktis untuk kebutuhan mahasiswa dan khalayak luas.
Kedua pembahasan tersebut dilengkapi pula dengan kebutuhan untuk memahami pengetahuan dan penemuan baru di bidang sosio-humaniora saat ini. Salah satu yang penting adalah kesadaran akan kesehatan mental dosen dan mahasiswa. Untuk menjalankan perhatian atas kesehatan mental, Prodi Sastra Indonesia membuka ruang kerjasama antara mahasiswa dan dosen dalam ranah akademik dan hubungan sosial selama di kampus.
Berbagai hal tersebut menjadi sorotan penting sebagaimana diharapkan oleh Dr. Sukarjo Waluyo, M.Hum., selaku Ketua Prodi Sastra Indonesia. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut beliau juga berharap prestasi mahasiswa dalam penelitian, dunia kerja praktis, dan kebutuhan akademik secara regular, dapat tercapai secara optimal. (Hamdan).
Komentar Terbaru