Parade Monolog Semarang 2022 dilaksanakan pada 22-23 Oktober 2022. Kegiatan yang menjadi salah satu pembuka pintu kesenian pertunjukan setelah Pandemi Covid-19 ini diprakarsai oleh pemuda-pemuda kreatif dan para seniman di Semarang. Mereka tergabung dalam beberapa organisasi yang bekerja secara kolaboratif, yakni Dewan Kesenian Semarang, Gilo-Gilo Semarang, Panggung Kahanan, Komekraf Kota Semarang, dan Forum Senin Legi.

Menjadi salah satu ahli dalam manajemen pertunjukan, Laura Andri, S.S., M.A., hadir sebagai pemantik diskusi dalam acara tersebut. Sebagai dosen Prodi Sastra Indonesia FIB UNDIP, Laura Andri, S.S., M.A. banyak menyoroti proses kreatif yang membuahkan hasil sehingga Parade Monolog Semarang bisa terlaksana.

Laura Andri, S.S., M.A. banyak melihat bagaimana sebuah manajemen pertunjukan menjadi penting untuk meniti proses sebelum pementasan dihelat sehingga dapat terwujud secara visual. Lanskap dari proses kreatif pun terlihat secara variatif dari datangnya berbagai komunitas teater dari Semarang dan beberapa kota lain di Indonesia. Acara tersebut pun terpublikasi dengan baik terlihat dari animo penonton yang memadati Semarang Creative Hub. Hal ini sekaligus menjadi potret pembukaan kegiatan seni pertunjukan yang sempat mati suri selama pandemi.

Pembahasan manajemen pertunjukan yang dipantik oleh Laura Andri, S.S., M.A., menjadi penyambung lidah intelektual yang disampaikan oleh Daniel Hakiki. Sebelumnya, Daniel Hakiki berkisah tentang teater sebagai salah satu produk sastra lisan yang terus bangkit sebagai perkembangannya yang dicatat dalam sejarah seni pertunjukan. Berbagai sudut pengelolaan teater pun terus berkembang sebagaimana sejarah dicatat.

Baik Daniel Hakiki ataupun Laura Andri, S.S., M.A. telah mengilustrasikan semesta penting dalam proses kreatif seni pertunjukan. Teater dalam berbagai wujud ilustrasi visualnya telah menemani kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Hal itu pulalah yang secara ekspresif disampaikan oleh Parade Monolog Semarang dengan mengambil tema besar “Meramu Rindu Jadi Temu”.

Keaktifan Laura Andri, S.S., M.A. dalam penerapan keilmuan yang eksklusi dipandang positif oleh Dr. Sukarjo Waluyo, M.Hum., selaku Kepala Prodi Sastra Indonesia FIB UNDIP. Hal ini membuktikan bahwa ruang lingkup keilmuan dosen-dosen Sastra Indonesia FIB UNDIP berperan dalam ruang perkuliahan dan selalu terbuka untuk memberi manfaat kepada masyarakat luas. (Hamdan)