Pandemi covid-19 telah merubah banyak kebijakan, termasuk metode perkuliahan di berbagai Universitas di Indonesia yang harus dilangsungkan secara daring. Akan tetapi, masa penantian mahasiswa untuk dapat melakukan perkuliahan secara luring tersebut telah berakhir, sebab mulai tanggal 22 Agustus 2022, mahasiswa Undip sudah diperkenankan untuk melakukan perkuliahan secara tatap muka. Perubahan peraturan ini rupanya disambut dengan gembira oleh mahasiswa program studi Sastra Indonesia Undip karena dapat bertemu langsung dengan dosen dan mahasiswa lainnya.

Mahasiswa Sastra Indonesia Undip merespon positif pemberlakukan perkuliahan secara tatap muka di Universitas Diponegoro. “Perkuliahan tatap muka ini, sebagai langkah yang tepat, karena setelah dua tahun perkuliahan dilakukan secara daring,” ungkap Arya, Mahasiswa Sastra Indonesia, Undip. Baginya, pembelajaran secara tatap muka dirasa lebih efektif karena mahasiswa dapat merasakan suasana belajar di kelas dan dapat berinteraksi secara langsung dengan dosen dan teman. Dalam hal ini, mahasiswa merasa dapat belajar lebih optimal karena tidak lagi terpisah oleh jarak, sehingga proses diskusi dapat berjalan lebih menyenangkan.

Meskipun demikian, Dr Sukarjo Waluyo, S.S., M.Hum mengatakan bahwa terjadi pengecualian untuk mahasiswa semester tujuh yang harus tetap melakukan perkuliahan secara daring. “Mengacu SK rektor, pembelajaran tatap muka dilakukan oleh para mahasiswa semester satu, tiga, dan lima, sedangkan mahasiswa semester tujuh tetap daring namun untuk konsultasi skripsi masih bisa dilakukan dengan luring,” ungkap Dr.Sukarjo Waluyo, M.Hum.

Selama pelaksanaan perkuliahan tatap muka, dosen dan mahasiswa tetap menerapkan prokes. Masker tetap wajib digunakan oleh seluruh civitas akademika di Universitas Diponegoro, tak terkecuali di Fakultas Ilmu Budaya tempat program studi Sastra Indonesia berada.

“Adapun pembelajaran tatap muka ini harus mengikuti kebijakan yang berlaku sesuai dengan SOP yang ada seperti memakai masker, kemudian harus menunjukkan vaksin booster, dan lain sebagainya,” jelasnya.

Dampak positif dari pemberlakuan kebijakan perkuliahan secara tatap muka tentu diharapkan dapat membuat mahasiswa kembali bersemangat untuk belajar dan berprestasi. Dosen maupun mahasiswa di program studi Sastra Indonesia berharap agar perkuliahan secara tatap muka dapat terus dijalankan dan pandemi segera berakhir. (Marta)