Pengaruh arus intelektual yang dibawa oleh Prof. Mudjahirin Thohir, M.S. telah menjadi wadah kebudayaan di Kota Kendal. Sebagai salah satu Guru Besar dari Prodi Sastra Indonesia FIB UNDIP, Prof. Mudjahirin Thohir, M.S. merasa adanya kebutuhan untuk menjadi pemantik tradisi kebudayaan, utamanya di bidang sastra di tempat di mana ia tinggal.

Bernama Residensi Weekend, sebuah gazebo dengan suasana liris yang masih menjadi bagian dari kediaman Prof. Mudjahirin Thohir, M.S. menjadi ruang interaksi kebudayaan para praktisi dan penikmatnya di Kendal. Momen kesusastraan yang diliput oleh Prodi Sastra Indonesia FIB UNDIP ini salah satunya telah dilaksanakan pada 22 Oktober 2022. Kegiatan yang menjadi salah satu ikon resepsi terhadap dunia sastra itu menjadi rangkaian kebudayaan festival karya sastra di Kota Kendal.

Kegiatan yang bernada estetik itu pun telah dinikmati dan diperhatikan masyarakat setempat. Dengan mengusung misi untuk menjauhkan eksklusivisme sastra untuk para ‘pengangguran’, Residensi Weekend ini mencoba merasuk ke dalam sendi-sendi kehidupan anak-anak muda Kota Kendal. Terbukti bahwa kegiatan tersebut telah menjadi ruang pertemuan dari berbagai komunitas kesenian, kesusastraan, dan kebudayaan di Kota Kendal.

Pegiat sastra dari Lereng Medini dan Kaliwungu yang juga memiliki beberapa alumni dari Sastra Indonesia FIB UNDIP merasa perlu untuk menghidupkan eksistensi dunia sastra dan menjadikan Prof. Mudjahirin Thohir, M.S. sebagai tokoh di dalamnya.

“Secara peradaban sudah naik kelas. Orang bisa saja tidak tahu tentang lukisan, tetapi ketika ia membeli lukisan dengan harga tinggi dan dipajangnya di rumah, ia akan merasa punya peradaban, punya sebuah prestis sosial,” ungkap Prof. Mudjahirin Thohir, M.S. kepada redaksi Prodi Sastra Indonesia FIB UNDIP.

Ungkapan yang disampaikan Guru Besar di bidang kebudayaan dan filologi itu menjadi sebuah ilustrasi bahwa kegiatan kebudayaan, utamanya sastra, telah dan terus berkembang di Kota Kendal. Lukisan sebagai salah satu produk estetika menjadi analogi yang dipakai Prof. Mudjahirin Thohir, M.S. untuk menggambarkan kualitas dan ekspansi kehidupan sastra di Kota Kendal kepada generasi muda.

Meneruskan ilustrasi yang disampaikan Prof. Mudjahirin Thohir, M.S. diketahui bahwa kegiatan Resisdensi Weekend tersebut banyak didatangi oleh anak muda, terutama yang masih seusia SMA. Penerimaan terhadap estetika penciptaan dan penggiatan sastra pun menjadi bagian dari perkembangan kehidupan mereka di masa depan. Untuk memberikan apresiasi terhadap keaktifan anak-anak muda tersebut, beberapa penghargaan simbolis rencananya akan diberikan pada akhir pekan selanjutnya.

Adanya kegiatan kesusastraan yang diprakarsai oleh Guru Besar Sastra Indonesia FIB UNDIP ini pun mendapat perhatian dari Kepala Prodi Sastra Indonesia, Dr. Sukarjo Waluyo, M.Hum. Kaprodi Sastra Indonesia FIB UNDIP melihat kehadiran Prof. Mudjahirin Thohir, M.S. sebagai ikon memiliki pengaruh besar yang mampu mengembangkan kehidupan kesusastraan di Kota Kendal untuk kedapannya. Hal ini kemudian menunjukkan bahwa kiblat kesusastraan tidak hanya hidup di kota-kota besar, tetapi tumbuh rimbun di kota-kota lain yang tidak selalu menjadi kiblat urban. (Hamdan)