Nonton bersama (nobar) film Laut Bercerita sukses digelar pada Kamis 5/10 di Gedung Serba Guna (GSG) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Undip. Acara “Nobar Laut Bercerita” ini diwadahi oleh Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) dan Bukit Buku Semarang sebagai ajang untuk mengingat kelamnya reformasi 1998 silam.
Film ini merupakan adaptasi dari novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori yang eksistensinya banyak digandrungi oleh kalangan para pembaca novel. Tema yang diangkat cukup sensitif mengenai perjuangan mahasiswa aktivis zaman orde baru dalam mengkritisi pemerintahan yang otoriter dan membatasi suara rakyat kelas bawah.
Semangat perjuangan mahasiswa sebagai aktivis zaman itu tergambar dalam film adaptasi ini. Perasaan haru dan sendu dirasakan penonton saat penayangan film, ditambah pencahayaan yang dipadamkan menciptakan kesan dramatis serta mampu menyulut emosi penonton.
Seluruh penonton diminta untuk berdiri dan menyanyikan “Darah Juang” bersama-sama. Aksi ini ditunjukkan sebagai bentuk simbolisasi doa kepada para pejuang terdahulu khususnya dalam mengenang para pejuang keadilan, aktivis Indonesia yang ‘hilang’.
Disamping itu, acara ini juga dimeriahkan dengan adanya bincang bersama. Menariknya, dalam bincang bersama tersebut mengundang dosen Sastra Indonesia FIB Undip Sukarjo Waluyo, M.Hum., sebagai moderator antara penulis Leila S. Chudori dan sutradara Pritagita Arianegara.
“Kehadiran Bu Leila di Semarang merupakan hal yang sangat membahagiakan, Book Club mendapat sapaan hangat dari beliau. Sejujurnya, Bu Leila juga merupakan penulis novel yang saya gemari karena berani mengangkat pembahasan sensitif serta menggunakan gaya penulisan yang tidak menggurui”, terang Nadya dari Creative Project Klub Buku Semarang pada Kamis (5/10).
Mahasiswa Sastra Indonesia Undip sekaligus panitia dalam acara ini, Alaina Aisya Fasyya juga memberikan respon hangat.
“Ini acara seru banget sih, momen yang amat di tunggu-tunggu apalagi bagi mahasiswa Sastra Indonesia dan nobar film ini dari novel sastra, dimana sudah amat hype bagi kami anak sastra yang mengkaji karya sastra”, akunya.
Sebagai Ketua Program Studi Sastra Indonesia FIB Undip, Dr. Sukarjo Waluyo, M.Hum. juga berharap bahwa acara-acara semacam ini harus semakin sering digelar. Kedekatan mahasiswa, sastrawan, dan para ahli di bidang seni, sastra, dan budaya memang memerlukan sebuah panggung seranah. (Nila)
Komentar Terbaru