Tajuk Damalung Blueprint menjadi ruang kreasi utama kelompok eksperimen bunyi dari Kota Semarang bernama Tridhatu. Kelompok yang dibentuk pada 2018 ini menafsir kembali data arkeologi, filologi, antropologi, dan seni pertunjukan di gunung Merbabu. Data riset tersebut, disalin-bunyikan menjadi album musik bertajuk sama, serta dipertunjukkan di 8 titik lokasi mengikuti 8 arah mata angin bersama beberapa seniman.

Damalung adalah nama kuno gunung Merbabu. Blueprint atau cetak biru secara harafiah adalah rencana yang terperinci, program tindakan, rencana program, rancangan yang dirumuskan. Damalung sebagai penanda bahwa proyek kreatif ini berlatar pengetahuan di gunung Merbabu, dan Blueprint adalah sebagai komitmen untuk keteguhan mencipta karya. Gunung Merbabu pada masanya merupakan tempat berlangsungnya tradisi penulisan naskah atau skriptorium, yang dikenal dengan nama: Naskah Merapi-Merbabu.

Pada proyek kali ini, Merbabu kembali dibaca ulang, perubahan masyarakatnya selama empat abad memberikan catatan yang penting, Merbabu tidak sama seperti empat ratus tahun lalu. Ada “jarak” pengetahuan yang disebabkan perubahan kebudayaan, perpindahan benda-benda cagar budaya dari lokasi insitu, hingga kebutuhan ruang-ruang domestik yang berubah.

Mengukuhkah hal tersebut, Damalung Blueprint pun mendatangi Prodi Sastra Indonesia FIB Undip pada 27 September 2023. Kunjungan Damalung Blueprint ke Prodi Sastra Indonesia adalah untuk menyerahkan salah satu hasil revitalisasi dan reaktualisasi naskah Merbabu. Disambut hangat oleh Drs. Moh. Muzakka, M.Hum. dan Dr. Ken Widyatwati, S.S., M.Hum., Damalung Blueprint seperti mengukuhkan Prodi Sastra Indonesia FIB Undip sebagai ruang simbolik utama dalam penempatan naskah tersebut. Dr. Sukarjo Waluyo, M.Hum., selaku Ketua Prodi Sastra Indonesia FIB Undip mengaku bangga dengan kiat anak-anak muda yang semoga akan terus dilanjutkan oleh generasi mendatang. (Damalung Blueprint)