Ketoprak Balekambang merupakan wujud apresiasi Pemerintah Kota Surakarta untuk kesenian tradisional. Pementasan yang tayang secara langsung baik di panggung teater Balekambang ataupun melalui kanal Youtube itu tayang setiap Sabtu malam. Pementasan juga seringkali dilakukan dengan berkolaborasi bersama aktor dari kota-kota sekitar untuk turut meramaikan pementasan tersebut. Pada 5 November 2022, Ketua Program Studi Sastra Indonesia FIB UNDIP Dr. Sukarjo Waluyo, M.Hum. turut serta dalam pementasan Ketoprak Balekambang. Ia berperan menjadi seorang pemuda desa dari lereng Gunung Wilis dalam pementasan yang berjudul Bancak Ngratu tersebut. Bancak Ngratu adalah cerita bernuansa dagelan yang mengambil dari bagian kisah Cerita Panji.
Pementasan Ketoprak Balekambang untuk sementara dipentaskan di Gedung Graha Wisata Niaga selama masa renovasi Gedung Pementasan Taman Balekambang. Sesuai judulnya, Bancak Ngratu mengangkat kisah bagaimana tokoh Bancak memproses diri untuk menjadi ratu. Dalam tradisi Jawa, konsep ratu adalah pemimpin tertinggi atau raja yang mengambil bentuk fisik dan spiritual.
Secara fisik ngratu juga bisa diartikan sebagai proses menjadi raja dari suatu kerajaan. Sementara itu, konsep ratu juga memiliki pemahaman atas nilai-nilai metafisika sehingga ia dekat dengan semesta spiritual. Proses ini diisyaratkan secara visual ketika pemuda desa dari Lereng Gunung Wilis menyelamatkannya dari arus sungai. Seperti kisah para raja yang agung, mereka yang akhirnya menemukan dirinya pada puncak kekuasaan secara fisik dan spiritual selalu dimulai dari keterbuangan. Bancak yang terseret arus sungai bergerak dalam alur pembuangan dirinya oleh kehidupan lampau yang membuatnya tidak lagi berpijak di tanah.
Berperan sebagai tokoh yang mengubah keadaan Bancak, Dr. Sukarjo Waluyo, M.Hum. mengilhami dirinya sebagai seorang penyelamat tokoh Bancak. Dengan diselamatkannya Bancak dari aliran sungai tersebut, proses ngratu pun sampai pada puncaknya. Pementasan itu pun menunjukkan ilustrasi sebagaimana dituliskan dalam judulnya, yakni Bancak menjadi seorang raja.
Keaktifan Dr. Sukarjo Waluyo, M.Hum. dalam ketoprak Balekambang menjadi wujud kreatif sekaligus penerapan keilmuannya sebagai peneliti yang banyak terlibat dalam penelitian kesenian tradisional. Keterlibatan dalam praktik kesenian tersebut menjadi kebahagiaan tersendiri baginya sebagai dosen yang banyak terlibat kerjasama dengan para seniman. Cerita Panji merupakan sekumpulan cerita yang memiliki keterkaitan dengan dua tokoh utamanya, yaitu Raden Panji Asmarabangun, seorang pangeran dari Kerajaan Janggala dan Dewi Sekartaji (Candrakirana), seorang puteri dari Kerajaan Kediri..Kedua bangsawan tersebut saling mencintai dan cerita-cerita sering kali berakhir dengan persatuan cinta tersebut.
Tema klasik cerita ini terutama terkait dengan petualangan dari dua tokoh utama tersebut, meskipun ada yang mengenai perjuangan hidup tokoh lain. Asal-muasal cerita Panji tidak diketahui, tetapi jelas memiliki latar belakang era Kerajaan Kediri, ketika para pujangga mulai merangkai karya sastra dengan cerita yang tidak lagi India-sentris, melainkan bernafaskan kehidupan lokal Jawa. Cerita Panji mencapai kepopuleran pada era Majapahit dan mendapat posisi didaktik yang tinggi. Sejumlah candi peninggalan kerajaan ini berhiaskan relief yang mengabadikan tidak hanya epik cerita dari India, seperti Ramayana dan Mahabharata, tetapi juga kisah-kisah dari lingkup cerita Panji maupun yang sezaman.
Pada masa Majapahit akhir dan setelahnya, cerita-cerita Panji mulai dijadikan karya sastra dalam bentuk puisi maupun prosa berbagai keraton dan dituturkan secara lisan di kalangan umum dan beberapa di antaranya menjadi cerita rakyat yang populer, seperti Keong Emas, Ande-Ande Lumut, Cinde Laras, Enthit, dan Golek Kencana. Berbagai cerita ini lalu menyebar sampai sejumlah kerajaan di Nusantara, bahkan kemudian sampai ke Thailand, Kamboja, Myanmar, dan Filipina. Sejak tahun 2017, berbagai naskah (manuskrip) cerita Panji telah dimasukkan oleh UNESCO ke dalam Memory of the World. (Hamdan)
Komentar Terbaru