Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (UNDIP) Tim II Tahun 2023/2024 berhasil membawa angin segar dalam pelestarian budaya di Desa Ngaren, Boyolali, melalui revitalisasi komunitas Tari Sufi. Program ini dirancang untuk memperkenalkan kembali dan memajukan Tari Sufi, sebuah tarian yang kaya akan nilai spiritual dan filosofi mendalam, yang menjadi salah satu aset budaya penting di desa tersebut.

Dipimpin oleh Pak Joko, kepala komunitas Tari Sufi di Desa Ngaren, kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari tim KKN UNDIP. Pak Joko berperan penting dalam proses pelatihan dan pendampingan anak-anak dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Hidayah, mengajarkan mereka teknik serta makna di balik Tari Sufi. Latihan dilaksanakan di halaman Masjid Al-Hidayah, lokasi yang dipilih karena aksesibilitasnya yang mudah dan relevansi religiusnya yang sesuai dengan filosofi Tari Sufi.

Komunitas Tari Sufi pertama kali dikenal pada tahun 2021 dan telah menjadi bagian integral dari kehidupan budaya di Desa Ngaren. Pelatihan rutin diadakan setiap malam Minggu, dan komunitas ini turut memeriahkan berbagai acara besar dengan penampilan mereka. Tujuan dari program ini adalah tidak hanya untuk melestarikan kesenian tradisional, tetapi juga untuk mengajarkan nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam Tari Sufi kepada generasi muda. Ini merupakan upaya untuk menginspirasi mereka agar tetap berpegang pada nilai-nilai positif yang diajarkan melalui tarian ini.

Program pelestarian Tari Sufi dilakukan dengan pendekatan yang komprehensif, termasuk pelatihan intensif, pendampingan berkelanjutan, dan promosi aktif melalui penampilan di berbagai acara. Pendekatan ini tidak hanya memperkaya kehidupan budaya di Desa Ngaren tetapi juga berkontribusi pada pencapaian beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Khususnya, program ini mendukung SDGs No. 4 tentang Pendidikan Berkualitas dengan menyediakan kesempatan pendidikan tambahan dalam bidang seni untuk anak-anak. Program ini berkontribusi pada pengembangan komunitas yang inklusif dan berdaya saing serta membangun solidaritas sosial melalui kegiatan budaya.

Selain itu, pelestarian Tari Sufi juga berhubungan dengan SDGs No. 11 tentang Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan, dengan menciptakan lingkungan budaya yang hidup dan berkelanjutan. Dukungan dari pemerintah dan keterlibatan aktif masyarakat sangat diharapkan untuk memperkuat keberlanjutan program ini. Dengan demikian, Tari Sufi tidak hanya akan tetap menjadi warisan budaya, tetapi juga akan terus menjadi sumber kebanggaan dan kemajuan bagi Desa Ngaren di masa depan.

Melalui upaya ini, diharapkan komunitas Tari Sufi dapat terus berkembang, memberikan inspirasi bagi generasi mendatang, dan memperkaya khazanah budaya Indonesia.