Rahmawati Hidayah, yang akrab disapa Rahma, merupakan seorang mahasiswa Sastra Indonesia peminatan linguistik. Di usianya yang masih muda, Rahma sudah menunjukkan ketertarikan yang mendalam terhadap studi bahasa dan bagaimana bahasa tersebut berperan dalam kehidupan manusia. Ketertarikan ini membawanya untuk mengarahkan penelitian skripsinya pada hubungan antara ilmu linguistik dan psikologi, terutama dalam konteks kesehatan mental. Rahma menyadari bahwa kesehatan mental sangat dipengaruhi oleh bahasa yang digunakan sehari-hari. Bahasa sebagai alat utama komunikasi manusia, memiliki kekuatan yang luar biasa dalam mempengaruhi perasaan dan kondisi mental seseorang. Dalam penelitiannya, Rahma meneliti bagaimana kata-kata dan kalimat yang digunakan dalam interaksi sosial dapat menciptakan tekanan atau bahkan memberikan dukungan emosional kepada orang lain.

Menurut Rahma, pengaruh bahasa terhadap kesehatan mental tidak bisa dianggap remeh misalnya, kata-kata yang bersifat negatif atau penuh kritik dapat menimbulkan stres dan kecemasan pada individu yang menerimanya. Sebaliknya, kata-kata yang positif dan mendukung dapat memberikan efek yang menenangkan dan memperbaiki kondisi mental seseorang. “Bahasa yang kita gunakan dalam berkomunikasi sehari-hari memiliki kekuatan untuk membentuk persepsi dan emosi kita,” kata Rahma dalam salah satu wawancaranya.

Menjadi mahasiswa linguistik, menurut Rahma, memiliki suka dan duka tersendiri. Di satu sisi, ada keseruan dalam mempelajari bagaimana bahasa bekerja dan mempengaruhi pikiran manusia. Rahma menikmati setiap proses analisis dan penelitian yang dilakukannya, menemukan pola-pola linguistik yang berkaitan dengan aspek psikologis. Di sisi lain, tantangan muncul ketika harus menjelaskan kepada orang-orang di luar bidangnya tentang pentingnya studi linguistik dalam memahami kesehatan mental. “Kadang-kadang sulit untuk membuat orang lain mengerti betapa eratnya kaitan antara bahasa dan kesehatan mental,” ungkapnya. Namun, semua tantangan ini tidak menyurutkan semangat Rahma. Baginya, penelitian yang ia lakukan tidak hanya memberikan kontribusi akademis, tetapi juga berpotensi memberikan manfaat praktis bagi banyak orang. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana bahasa mempengaruhi kesehatan mental, Rahma berharap dapat membantu menciptakan strategi komunikasi yang lebih sehat dan mendukung kesejahteraan mental masyarakat. Rahma adalah contoh nyata bagaimana minat dan dedikasi dalam studi linguistik dapat membuka wawasan baru dan memberikan dampak positif dalam bidang kesehatan mental. Semoga penelitiannya dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi yang berarti bagi dunia akademis dan masyarakat luas.