SASINDO- Rabu, 21 Februari 2024 telah diselenggarakan Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) FIB. Acara ini merupakan upaya untuk menyeleksi prestasi mahasiswa di Tingkat fakultas untuk nantinya mewakili Fakultas Ilmu Budaya di tingkat yang lebih tinggi. Pada kesempatan tersebut, prodi Sastra Indonesia mengirimkan tiga delegasi mahasiswa yaitu Evi Yanti Agustin, Khoridatun Nayyiroh, dan M. Irham Maolana. Salah satu delegasinya yang bernama Evi Yanti Agustin merupakan Mahasiswa Angkatan 2022 berhasil mendapat juara 2 Pilmapres FIB 2024. Posisi tersebut merupakan sebuah peningkatan, karena ditahun sebelumnya Evi mendapatkan posisi juara ketiga.

Adapun penghargaan  yang didapatkan Evi selama menjadi mahasiswa Sastra Indonesia diantaranya Juara 1 Lomba Essay Nasional dalam rangka Health Competition Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Yogyakarta 2022, Juara 2 Lomba Esai Nasional dalam rangka Competition of Academic (CIFIC) Politeknik Negeri Subang 2023, Juara 2 Lomba Esai Nasional dalam rangka Gerakan Menulis Universitas Negeri Yogyakarta 2023, Juara 3 Lomba Esai Nasional dalam rangka National Social Masterpiece Universitas Negeri Semarang 2022, Juara 3 Lomba Esai Nasional dalam rangka Gebyar Esai Universitas Negeri Surabaya 2022 dan Peraih Pendanaan Program Kreatif Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh Kemenristekdikti 2023.

Adapun pengakuan yang didapat seperti menjadi Pembicara Acara LKMM-Pra Dasar yang diselenggarakan oleh HMPS Prodi Ilmu Perpustakaan 2023 dan Juri Lomba Essay Tahunan SMAN 1 Badegan tingkat SMA/SMK/MA se-Indonesia 2023. Beberapa penghargaan dan pengakuan yang didapat mampu mengantarkan Evi menjadi juara 2 pada kesempatan pilmapres tahun ini.

Selain dinilai dari capaian unggulan yang didapat, aspek penilaian juga menitiberatkan pada gagasan tertulis yang dibuat oleh masing-masing mahasiswa. Pada kesempatan pilmapres tahun ini, Evi mengangkat tema mengenai pemanfaatan budaya berupa wayang kreasi sebagai media edukasi pembentukan karakter bagi anak usia dini. Evi menilai bahwa kearifan lokal yang ada di Indonesia memiliki potensi dan peluang yang besar untuk menyelesaikan problem solving Indonesia salah satunya mengenai fenomena kemrosotan moral di kalangan generasi muda. Melalui penguatan Pendidikan karakter yang ditampilkan dalam balutan budaya mampu menjadi sarana edukasi yang efektif dan efisien diberikan kepada anak usia dini karena anak usia dini memiliki masa keemasan atau the golden age sebagai peletak dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Oleh karenanya, Evi telah membuat gagasan tertulis dengan judul “Wayang Ponoragan: Menelisik Makna dan Nilai Pakaian Adat Ponorogo sebagai Media Edukasi Pembentukan Karakter Bagi Anak Usia Dini”.

Aspek penilaian selanjutnya yang harus dilewati oleh setiap mahasiswa adalah tes wawasan kebangsaan dan public speaking berbahasa Inggris. Keempat aspek penilaian tersebut menjadi bahan penentuan mahasiswa yang akan mewakili fakultas di Tingkat universitas.