Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) selaku lembaga yang diberi mandat untuk mengawasi proses Pemilu tentu membutuhkan dukungan dari banyak pihak. Sebagai tindak lanjut, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) kabupaten Blora menginisiasi kegiatan sosialisasi tentang pengawasan partisipatif Pemilu 2024 untuk mengajak segenap kelompok masyarakat agar berpartisipasi dan terlibat dalam pengawasan setiap tahapan Pemilu. Kegiatan tersebut berlangsung pada Kamis, 14 September 2023 di De Garden Caffe, Blora. Ketua program studi Sastra Indonesia, Dr. Sukarjo Waluyo, M.Hum., hadir sebagai salah satu narasumber yang menyuarakan tentang pentingnya pemanfaatan ruang seni dan budaya dalam menarik partisipasi masyarakat. Kegiatan tersebut dihadiri oleh beberapa OKP, organisasi mahasiswa, dan organisasi Masyarakat. Hadir pula Dr. Ulfa, alumni FIB UNDIP yang menjadi Ketua Umum Fatayat NU Kabupaten Blora.
Muhammad Mustain dari Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Humas Bawaslu Blora menyatakan bahwa keterbatasan personil dari Bawaslu tidak boleh menjadi hambatan dalam mewujudkan pemilu yang jujur dan adil, oleh sebab itu kontribusi dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk menjamin terselenggaranya Pemilu sesuai yang diharapkan. Kegiatan tersebut juga ditujukan untuk mengantisipasi terjadinya pelanggaran pemilu seperti hoax, SARA, politisasi SARA dan cyber bullying.
Dari perspektif budaya, Dr.Sukarjo Waluyo, M.Hum menyatakan bahwa kesenian yang telah berkembang dalam masyarakat Blora dapat digunakan sebagai sarana alternatif untuk menggemakan pengawasan partisipatif Pemilu 2024.
“Di Blora itu berdasarkan realitasnya itu kan banyak kesenian. Ada barong, juga ada event-event yang lainnya, Samin dan sebagainya. Saya pikir kesenian dan event-event budaya ini, semua adalah ruang-ruang yang bisa dimanfaatkan bahwa, itu penting. Karena untuk memastikan pengawasan pemilu di Blora baik. Kualitas demokrasi di Blora juga baik,” ucap Sukarjo Waluyo.
Pelaksanaan pemilu sebagai prasyarat standar demokrasi sangat bergantung pada partisipasi masyarakat. Oleh sebab itu, segala unsur yang ada dalam masyarakat sudah selayaknya didayagunakan untuk memaksimalkan dan memperkuat partisipasi politik rakyat. Nilai-nilai yang terkandung dalam kesenian tidak lain berkaitan dengan upaya menjaga harmonisasi dalam masyarakat, maka sudah sepatutnya kesenian juga turut menyuarakan pesan-pesan yang secara praktis berdampak bagi kedaulatan rakyat.
(Marta)
Komentar Terbaru