Melihat pesatnya perkembangan teknologi dan budaya populer global, kesenian tradisional tetap memegang peranan penting dalam mempertahankan identitas budaya suatu daerah. Salah satu contohnya adalah eksistensi kesenian Jawa di kalangan mahasiswa di era modern. Meskipun dihadapkan dengan tren budaya modern, banyak mahasiswa yang masih menjunjung tinggi dan mendukung keberlanjutan seni tradisional Jawa, itulah sebuah sesi pembicaraan yang diungkapkan Dr. Sukarjo Waluyo, M.Hum., Ketua Program Studi Sastra Indonesia FIB UNDIP, di RRI (16/08/23).
Sebagai salah satu ahli dalam bidang kajian kebudayaan, Dr. Sukarjo Waluyo, M.Hum. juga mengutarakan bahwa kesenian Jawa memiliki nilai-nilai yang kaya dan mendalam, termasuk seni musik, tari, wayang, dan sastra Jawa. Para mahasiswa yang tertarik dengan seni tradisional ini sering kali menjadi agen perubahan dalam mempopulerkan dan menghidupkan kembali kesenian Jawa di tengah-tengah lingkungan kampus. Mereka mengorganisir pertunjukan seni, seminar, lokakarya, dan pameran yang mengangkat keindahan serta makna filosofis dari kesenian Jawa.
Pentingnya eksistensi kesenian Jawa di kalangan mahasiswa tidak hanya sebagai bentuk pelestarian budaya, tetapi juga sebagai sarana edukasi. Melalui pengenalan seni tradisional Jawa, mahasiswa dapat belajar tentang sejarah, nilai-nilai moral, dan kearifan lokal yang terkandung dalam setiap karya seni. Hal ini juga membantu mereka mengembangkan apresiasi terhadap keanekaragaman budaya dan memperluas wawasan mengenai warisan budaya bangsa.
Tidak hanya di lingkup kampus, eksistensi kesenian Jawa juga diapresiasi oleh masyarakat umum melalui pertunjukan yang terbuka untuk umum. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya berperan sebagai penerima, tetapi juga sebagai penyampai nilai-nilai budaya kepada masyarakat luas. Hal ini menjadikan mereka sebagai jembatan antara generasi muda dan generasi tua dalam mempertahankan dan menghormati tradisi.
Dalam era modern yang serba cepat ini, eksistensi kesenian Jawa di kalangan mahasiswa memberikan harapan bahwa budaya lokal tetap relevan dan dapat berkembang secara harmonis dengan perkembangan zaman. Melalui dedikasi dan semangat mahasiswa, warisan budaya yang berharga ini dapat terus diteruskan dan diapresiasi oleh banyak orang, sehingga kekayaan budaya Indonesia tetap mekar di tengah arus globalisasi. Ungkapan itu menjadi sebuah penegas dari Ketua Prodi Sastra Indonesia melihat bagaimana mahasiswa di FIB UNDIP terus menjalankan kiatnya dalam bidang kebudayaan. (Hamdan)
Komentar Terbaru