Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Undip mengadakan acara Visiting Lecturer
pada Selasa, 28 Maret 2023. Acara ini bertujuan untuk melacak dan mendiskusikan jejak
akulturasi pada kesusastraan klasik dan kebudayaan pop Indonesia. Oleh karena itu, tema
yang dipilih dalam acara Visiting Lecturer kali ini yaitu “Akulturasi Kebudayaan Pop dan
Klasik dalam Perkembangan Sastra Indonesia”.

Akulturasi menjadi prasyarat adanya diversifikasi budaya di Nusantara. Dalam interaksinya,
akulturasi menempatkan kebudayaan Nusantara senantiasa dalam proses menjadi, terus
berkembang, dan bukan bersifat final. Dengan demikian proses tersebut meninggalkan
jejaknya pada kesusastraan klasik maupun kebudayaan pop dewasa ini.

Acara Visiting Lecturer kali ini mengundang Dr. Dwi Susanto, M.Hum. selaku dosen
Universitas Sebelas Maret untuk menjadi pembicara. Selain mengundang dosen dari luar,
acara ini diisi oleh dosen Prodi Sastra Indonesia Undip, yaitu Drs. Moh. Muzakka, M.Hum.
untuk menjadi pembicara dan Herpin Nopiandi Khurosan, S.S., M.A. untuk menjadi
moderator.

Dr. Dwi Susanto, M.Hum. membawakan materi berjudul “Materialisme versus Tradisi dalam
sastra Peranakan Tionghoa-Indonesia Era 1930-an”. Di awal sesi, ia menjelaskan terlebih
dahulu mengenai sastra peranakan Tionghoa dan struktur sosial 1930-an. Kemudian ia
melanjutkan dengan menjelaskan mengenai materialisme versus tradisi. “Dalam menghadapi wacana kolonial dan perubahan struktur masyarakat, tampaknya orientasi politis kaum peranakan tidak memberikan dampak yang signifikan dalam penentuan konstruksi kebudayaan atau identitas mereka”, adalah kalimat penutup yang disampaikan oleh Dr. Dwi Susanto, M.Hum. Sedangkan Drs. Moh. Muzakka, M.Hum. membawakan materi berjudul “Akulturasi Budaya Klasik dalam Perkembangan Sastra Indonesia”. Pada sesi ini dijelaskan mengenai pengertian akulturasi budaya klasik, contoh akulturasi budaya klasik secara umum, contoh akulturasi budaya klasik dalam sastra, hubungan kebudayaan klasik dengan sastra Indonesia modern, penggunaan motif dan tema tradisional dalam sastra modern, serta bagaimana munculnya kebudayaan tradisional atau konflik budaya tradisional dalam penghayatan manusia modern.

Dr. Sukarjo Waluyo, M.Hum selaku Ketua Prodi Sastra Indonesia Undip memberikan
dukungan penuh atas terselenggarakannya acara-acara semacam ini. Beliau berharap agar
kedepannya acara-acara semacam ini dapat terlaksana dengan lebih meriah dan menarik
perhatian banyak peserta (Kristy)