Hubungan bilateral secara sosial dan intelektual disambung oleh UNS dan UNDIP dalam ruang kuliah umum daring pada 8 November 2022 yang diselenggarakan oleh Prodi Sastra Indonesia FIB UNS. Kuliah umum tersebut dihadiri pula oleh Dr. Sukarjo Waluyo, M.Hum., Kaprodi Sastra Indonesia FIB UNDIP. Dalam kesempatan tersebut, Dr. Sukarjo Waluyo, M.Hum. mengangkat materi berjudul “Oral Story dan Material Culture Jawa Pesisir: Potret Keanekaragaman Identitas dan Budaya”.

Sebagai seorang yang ahli di bidang sketsa kebudayaan pesisir, Dr. Sukarjo Waluyo banyak mengangkat potret-potret kehidupan masyarakat pantai utara Pulau Jawa. Wilayah pantai utara ini terdiri dari Jepara, Kudus, Pati, Blora, dan Rembang. Beragam daerah yang berkembang di wilayah pesisir utara Pulau Jawa itu memiliki intisari nilai-nilai budaya yang lahir sebagai produk-produk abstrak dan konkret.

Beragam jenis batik, cerita rakyat, dan pertemuan beragam kebudayaan di wilayah pesisir memiliki keragaman yang unik. Wilayah pesisir menjadi pintu masuk yang menyambut kebudayaan baru ketika para ‘penjelajah’ dari negeri lain datang ke nusantara. Hal itu misalnya terlihat dari kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Jawa Tengah melalui Rembang dan bergerak terus ke Semarang. Belum lagi, nilai ragam itu terlihat dari dibangunnya Masjid Kudus yang berkomunikasi dengan perkembangan budaya Tionghoa di daerah sekitarnya.

Pertemuan kebudayaan itu juga ditunjukkan oleh keragaman tradisi keagamaan yang cenderung memiliki keberimbangan kuantitas. Kampung-kampung Pecinan dan gereja-gereja yang berdiaspora dengan kebudayaan Jawa banyak ditemukan di wilayah pesisir. Nilai-nilai keberagaman ini juga terlahir dalam wujud konkret seperti batik yang lebih berwarna daripada wilayah Pulau Jawa lain seperti di daerah Pasundan ataupun Yogyakarta. Sketsa kehidupan Jawa Pesisir itu juga diungkapkan Dr. Sukarjo Waluyo, M.Hum. dalam keterkaitannya dengan era digital. Konektivitas kebudayaan dan produk-produk yang dilahirkan di wilayah Jawa Pesisir telah mulai terwujud dan terus berkembang. Hal ini kemudian mendorong terwujudnya persambungan ekonomi kreatif dengan perkembangan teknologi informasi.

Pembahasan tentang Jawa Pesisir menjadi sebuah acuan besar yang terus digali oleh Dr. Sukarjo Waluyo, M.Hum. Dengan menyampaikan ilmu sebagaimana telah diobservasi langsung, Kaprodi Sastra Indonesia FIB UNDIP tersebut merasa bahwa catatan kebudayaan, sejarah, dan perkembangannya ini perlu untuk terus disebarluaskan. Hal ini terbukti dengan antusiasme mahasiswa UNS yang hadir dalam kuliah umum daring tersebut. (Hamdan)