Teluk Awur terkenal dengan produk kebudayaan berupa ukiran dan tenun khas pesisir. Nuansa yang tercipta dari produk kebudayaan tersebut sesuai dengan lokasi Teluk Awur yang menjadi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Jepara. Terletak di kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Teluk Awur mulai menjadi destinasi pariwisata yang diperhatikan pemerintah setempat. Melihat potensi tersebut Tim Peneliti dari Prodi Sastra Indonesia FIB UNDIP yang diketuai oleh Prof. Mudjahirin Thohir, M.S. pun mengambil langkah proyektif. Mereka berupaya mendorong terciptanya produk ekonomis melalui perspektif kebudayaan sehingga melakukan kunjugan sosial ke Teluk Awur pada 3 – 6 Oktober 2022. Keempat orang akademisi tersebut adalah Fajrul Falah, S.Hum. M.Hum., Siti Komariya, Marta Widyawati, S.Hum. M.Hum., S.S. M.A., Yuniardi Fadilah, S.S. M.A., Herpin Nopiandi Khurosan, S.S. M.A.
Mereka melakukan kunjungan langsung ke rumah warga untuk mewawancarai warga yang memiliki Riwayat menjadi pengusaha ukir. Tim peneliti tersebut menghabiskan waktu empat hari di Jepara. Pada 3 Oktober 2022 dilakukan pengambilan sampel umum yang kemudian diolah lebih terperinci pada 4-6 Oktober 2022. Setelah berdiskusi langsung dengan masyarakat, diperolehlah beberapa pandangan penting yang secara nyata dapat memberi timbal balik kepada masyarakat setempat.
Ukiran dari Jepara termasuk produk kebudayaan pesisir yang tua dan berumur panjang. Hanya saja kurang adanya perhatian khusus, baik dengan kerjasama bersama pemerintah ataupun swadaya masyarakat. Oleh sebab itu terjadilah beberapa periode pasang surut dalam hal proses produksi kerajinan ukir. Banyak kalangan masyarakat yang tak sanggup menghadapi pasang surut tersebut hingga harus beralih mata pencahariannya. Namun, tidak sedikit pula masyarakat yang secara konsisten berani menghadapi pasang surut ekonomi kreatif yang kemudian memperoleh kesuksesan.
Salah satu contoh pelaku kreatif yang masih bertahan adalah Abdurrochim. Pria paruh baya ini mampu terus konsisten menciptakan kreasi ukiran yang bahkan telah memiliki identitas eksklusif. Abdurrochim mengaku kreasi ukiran yang dibuatnya memiliki aliran yang tidak terputus dan semakin kecil semakin detail. Pola-pola bunga, daun, dan beberapa ornamennya dapat diibaratkan sebagai arus yang tak berhentti pada satu titik tertentu.
Adanya pelaku kreatif seperti Abdurrochim tersebut menjadi salah satu tonggak hasil akhir penelitian dari tim peneliti Prodi Sastra Indonesia FIB UNDIP. Adanya proses pengusulan ke Pemerintah Kabupaten Jepara tentang pembangunan ruang khusus yang berupa galeri dan ruang ekonomis pun menjadi terapan dari penelitian tersebut. Nantinya, ada harapan dibangunnya wadah pameran kreasi masyarakat Teluk Awur yang akan lebih mudah diakses secara lebih luas. Hal ini sekaligus diperlukan adanya persambungan dengan perkembangan pariwisata di Jepara kedepannya.
Ketua Prodi Sastra Indonesia FIB UNDIP, Dr. Sukarjo Waluyo, M.Hum., melihat keaktifan penelitian ini sebagai sebuah proses intelektual dan pengabdian. Terbukti bahwa Prof. Mudjahirin Thohir, M.S., tidak menghentikan penelitiannya di atas meja akademik saja, tetapi juga penyambung komunikasi pembangunan dengan pemerintah setempat. (Hamdan)
Komentar Terbaru